AKUNTANSI MANAJEMEN
BAB IX
Analisis Biaya
-Volume Laba
DOSEN PEMBIMBING:
NOVI DARMAYANTI, SE, AK, MSa.
Di susun oleh :
AHSIN (12411006)
NOVI ARISTA RUSDIANA (12411046)
Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan
Fakultas
Ekonomi / Akuntansi
Tahun Akademik 2014
ANALISIS BIAYA – VOLUME LABA
PENGERTIAN ANALISIS BIAYA - VOLUME LABA
Analisis biaya-volume laba (analisis BVL) yang sering
kali di sebut dengan cost-volume profit
analysis (CPV analysis) merupakan
alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Analisis BVL
menekankan pada hubungan antara biaya, volume (kuantitas penjualan), dan harga
jual.
TITIK IMPAS
DALAM UNIT
Titik impas (break-even
point) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa jumlah pendapatan yang di terima
perusahaan (pendapatan total) sama dengan jumlah biaya yang di keluarkan
perusahaan (biaya total). Sebagai contoh, apabila perusaahn ingin mengetahui
dampak yang akan terjadi terhadap pendapatan, biaya, dan laba sebagai akibat
dari perubahan volume penjualan, maka manajemen perusahaan perlu mengetahui
tentang titik impas dalam unit penjualan. Untuk menemukan titik impas dalam
unit penjualan, manajemen laba berfokus pada perhitungan laba operasi (operating income).
Pendekatan
laba operasi
Laporan laba operasi dapat di rumuskan sebagai berikut :
Laba operasi = (harga jual per unit x jumlah unit
penjualan) – (biaya variabel per unit x jumlah unit penjualan) – biaya tetap
total
Sebagai contoh bahwa PT Gemah Ripah memproduksi mesin
motor. Untuk tahun yang akan datang, direktur keuangan telah menyiapkan laporan
laba rugi prospektif sebagai berikut :
Penjualan (1.000 unit @ Rp 400.000) Rp 400.000.000
Biaya variabel (325.000.000)
Margin kontribusi Rp75.000.000
Biaya tetap (45.000.000)
Laba sebelum pajak Rp
30.000.000
|
Berdasarkan data di atas, di ketahui bahwa harga jual
produk sebesar Rp 400.000 per unit dan biaya variabel adalah sebesar Rp 325.000
per unit (Rp 325.000/1.000 unit). Biaya tetap adalah sebesar Rp 45.000.000.
pada titik impas, persamaan laba operasi akan menjadi sebagai berikut :
0
= (Rp 400.000 x
unit) – (Rp 325.000 x unit) – Rp 45.000.000
0
= Rp 75.000 x unit
– Rp 45.000.000
Rp 45.000.000 x unit = Rp 45.000.000
Unit = 600
Oleh karena itu, PT Gemah Ripah harus dapat menjual
sebanyak 600 unit mesin motor dalam rangka menutup semua biaya tetap dan biaya
variabel dengan memformulasikan laporan laba rugi berdasarkan 600 unit
penjualan.
Penjualan (600 unit @ Rp 400.000)
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba sebelum pajak
|
Rp 240.000.000
(195.000.000)
Rp 45.000.000
(45.000.000)
Rp 0
|
Pendekatan
dengan margin kontribusi
Pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach) adalah perhitungan unit impas dapat
di lakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi.
Apabila margin kontribusi per unit di ganti dengan harga jula per unit di
kurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan di peroleh
jumlah unit, maka akan di peroleh persamaan titik impas sebagai berikut :
Jumlah unit = biaya tetap total
Harga jual per unit – biaya variabel per
unit
Jumlah unit = biaya tetap total
Margin
kontribusi per unit
ANALISIS MULTI
PRODUK
Misalakan PT Gemah Ripah memutuskan untuk menawarkan dua
model mesin motor, yaitu mesin motor A yang di jual dengan harga Rp 400.000 dan
mesin motor B yang di jual dengan harga Rp 800.000. biaya variabel per unit
mesin motor A adalah Rp 325.000 dan
biaya variabel per unit mesin motor B adalah Rp 600.000. Departemen pemasaran
memperkirakan dapat menjual mesin motor A sebanyak 1.200 unit dan mesin motor B
sebanyak 800 unit untuk tahun yang akan datang. Proyeksi laporan laba rugi
berdasarkan penjualan sebagai berikut :
Keterangan
|
Mesin motor A
|
Mesin motor B
|
Total
|
Penjualan
|
Rp 480.000.000
|
Rp 640.000.000
|
Rp 1.120.000.000
|
Biaya variabel
|
(390.000.000)
|
(480.000.000)
|
(670.000.000)
|
Margin kontribusi
|
Rp 90.000.000
|
Rp 160.000.000
|
Rp 250.000.000
|
Biaya tetap langsung
|
(30.000.000)
|
(40.000.000)
|
(70.000.000)
|
Laba produk
|
Rp 60.000.000
|
Rp 120.000.000
|
Rp 180.000.000
|
Biaya tetap bersama
|
|
|
(26.250.000)
|
Laba sebelum pajak
|
|
|
Rp 153.750.000
|
Penentuan impas masing-masing produk dapat di gunakan
persamaan sebagai berikut :
Titik impas mesin motor A = biaya tetap langsung.........
Harga – biaya
variabel per unit
= Rp 30.000.000 / Rp 75.000
= 400 unit
Titik impas mesin motor B = biaya tetap langsung
Harga – biaya variabel per unit
= Rp 40.000.000 / Rp 200.000
= 200 unit
RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN
Terdapat dua metode yang dapat di gunakan oleh manajer
dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian. Dua konsep yang sangat
bermanfaat bagi manajer perusahaan dalam menghadapi masalah risiko dan
ketidakpastian adalah margin of safety
(margin aman) dan operting laverage
(pengungkit operasi).
Margin of safety adalah unit penjualan atau yang di harapkan dapat di jual di atas volume
impas, juga dapat di definisikan sebagai pendapatan yang di peroleh atau pendapatan
yang di harapkan akan di peroleh perusahaan di atas volume impas.
Operating laverage merupakan suatu mesin sederhana yang dapat di gunakan untuk
melipatgandakan kekuatan. Operating
laverage berhubungan dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya variabel
dalam suatu organisasi. Apabila biaya variabel turun, margin kontribusi per
unit akan naik dan selanjutnya akan mengakibatkan kontribusi masing-masing unit
yang di jual akan semakin besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar