Kamis, 19 Mei 2016

AKUNTANSI MANAJEMEN



AKUNTANSI MANAJEMEN
                                           BAB IX          
Analisis Biaya -Volume Laba

DOSEN PEMBIMBING:
NOVI DARMAYANTI, SE, AK, MSa.










Di susun oleh :
AHSIN (12411006)
NOVI ARISTA RUSDIANA (12411046)

Universitas Islam DarulUlum Lamongan  
Fakultas Ekonomi / Akuntansi
Tahun Akademik 2014










ANALISIS BIAYA – VOLUME LABA
PENGERTIAN ANALISIS BIAYA - VOLUME LABA
Analisis biaya-volume laba (analisis BVL) yang sering kali di sebut dengan cost-volume profit analysis (CPV analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Analisis BVL menekankan pada hubungan antara biaya, volume (kuantitas penjualan), dan harga jual.
TITIK IMPAS DALAM UNIT
Titik impas (break-even point) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa jumlah pendapatan yang di terima perusahaan (pendapatan total) sama dengan jumlah biaya yang di keluarkan perusahaan (biaya total). Sebagai contoh, apabila perusaahn ingin mengetahui dampak yang akan terjadi terhadap pendapatan, biaya, dan laba sebagai akibat dari perubahan volume penjualan, maka manajemen perusahaan perlu mengetahui tentang titik impas dalam unit penjualan. Untuk menemukan titik impas dalam unit penjualan, manajemen laba berfokus pada perhitungan laba operasi (operating income).  
Pendekatan laba operasi
Laporan laba operasi dapat di rumuskan sebagai berikut :
Laba operasi = (harga jual per unit x jumlah unit penjualan) – (biaya variabel per unit x jumlah unit penjualan) – biaya tetap total
Sebagai contoh bahwa PT Gemah Ripah memproduksi mesin motor. Untuk tahun yang akan datang, direktur keuangan telah menyiapkan laporan laba rugi prospektif sebagai berikut :
Penjualan (1.000 unit @ Rp 400.000)                                                                                  Rp 400.000.000
Biaya variabel                                                                                                                            (325.000.000)
Margin kontribusi                                                                                                                     Rp75.000.000
Biaya tetap                                                                                                                                   (45.000.000)
Laba sebelum pajak                                                                                                                 Rp 30.000.000

Berdasarkan data di atas, di ketahui bahwa harga jual produk sebesar Rp 400.000 per unit dan biaya variabel adalah sebesar Rp 325.000 per unit (Rp 325.000/1.000 unit). Biaya tetap adalah sebesar Rp 45.000.000. pada titik impas, persamaan laba operasi akan menjadi sebagai berikut :
0        = (Rp 400.000 x unit) – (Rp 325.000 x unit) – Rp 45.000.000
0        = Rp 75.000 x unit – Rp 45.000.000
Rp 45.000.000 x unit = Rp 45.000.000
                           Unit = 600
Oleh karena itu, PT Gemah Ripah harus dapat menjual sebanyak 600 unit mesin motor dalam rangka menutup semua biaya tetap dan biaya variabel dengan memformulasikan laporan laba rugi berdasarkan 600 unit penjualan.
Penjualan (600 unit @ Rp 400.000)
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba sebelum pajak
Rp 240.000.000
(195.000.000)
Rp 45.000.000
(45.000.000)
Rp 0

Pendekatan dengan margin kontribusi
Pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach) adalah perhitungan unit impas dapat di lakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi. Apabila margin kontribusi per unit di ganti dengan harga jula per unit di kurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan di peroleh jumlah unit, maka akan di peroleh persamaan titik impas sebagai berikut :
Jumlah unit =                           biaya tetap total                       
                          Harga jual per unit – biaya variabel per unit
Jumlah unit   =          biaya tetap total    
                          Margin kontribusi per unit
ANALISIS MULTI PRODUK
Misalakan PT Gemah Ripah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin motor, yaitu mesin motor A yang di jual dengan harga Rp 400.000 dan mesin motor B yang di jual dengan harga Rp 800.000. biaya variabel per unit mesin motor  A adalah Rp 325.000 dan biaya variabel per unit mesin motor B adalah Rp 600.000. Departemen pemasaran memperkirakan dapat menjual mesin motor A sebanyak 1.200 unit dan mesin motor B sebanyak 800 unit untuk tahun yang akan datang. Proyeksi laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebagai berikut :

Keterangan
Mesin motor A
Mesin motor B
Total
Penjualan
Rp 480.000.000
Rp 640.000.000
Rp 1.120.000.000
Biaya variabel
(390.000.000)
(480.000.000)
(670.000.000)
Margin kontribusi
Rp 90.000.000
Rp 160.000.000
Rp 250.000.000
Biaya tetap langsung
(30.000.000)
(40.000.000)
(70.000.000)
Laba produk
Rp 60.000.000
Rp 120.000.000
Rp 180.000.000
Biaya tetap bersama


(26.250.000)
Laba sebelum pajak


Rp 153.750.000
 
Penentuan impas masing-masing produk dapat di gunakan persamaan sebagai berikut :
Titik impas mesin motor A   =          biaya tetap langsung.........                                                  
                                                  Harga – biaya variabel per unit
                                             = Rp 30.000.000 / Rp 75.000
                                             = 400 unit
Titik impas mesin motor B   =           biaya tetap langsung        
                                                  Harga – biaya variabel per unit
                                             = Rp 40.000.000 / Rp 200.000
                                             = 200 unit
RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN
Terdapat dua metode yang dapat di gunakan oleh manajer dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian. Dua konsep yang sangat bermanfaat bagi manajer perusahaan dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian adalah margin of safety (margin aman) dan operting laverage (pengungkit operasi).
Margin of safety adalah unit penjualan atau yang di harapkan dapat di jual di atas volume impas, juga dapat di definisikan sebagai pendapatan yang di peroleh atau pendapatan yang di harapkan akan di peroleh perusahaan di atas volume impas.
Operating laverage merupakan suatu mesin sederhana yang dapat di gunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Operating laverage berhubungan dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Apabila biaya variabel turun, margin kontribusi per unit akan naik dan selanjutnya akan mengakibatkan kontribusi masing-masing unit yang di jual akan semakin besar.                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar