Kamis, 19 Mei 2016

PENGANGGURAN



Pengertian Tentang Pengangguran
Penganguran   adalah   sebutan   untuk   suatu   keadaan  dimana  masyarakat  tidak  bekerja. Menganggur  adalah  mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan   dan   sedang   berusaha   mencari   pekerjaan   dan  ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang diajukan atau  sedang  tidak  mencari  kerja  karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia  sanggup. Keadaan yang  ideal,  diharapkan  besarnya  kesempatan  kerja sama  dengan besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada  kenyataannya  keadaan  tersebut sulit untuk dicapai.  Umumnya  kesempatan  kerja  lebih  kecil  dari  pada  angkatan  kerja,  sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan, makatimbullah penggangguran.
B.       Macam-macam Penangguran
Ada   beberapa   macam   pengangguran   yang  digolongkan  berdasarkan  lama  waktu  dan penyebab terjadinya, antara lain :
1.    Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a.       Pengangguran  terbuka  ( open unemployment ),  yakni  tenaga  kerja  yang  benar-benar  tidak memiliki pekerjaan (sama sekali  tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya lapangan   pekerjaan   atau   karena   ketidaksesuaian   lapangan   kerja  dengan  latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b.      Setengah menganggur  ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di ukur  dari  sudut  jam  kerja,  pendapatan,   produktivitas  dan  jenis  pekerjaan  tidak  optimal.
c.       Pengangguran  terselubung  ( disguised unemployment ), yakni  tenaga kerja yang bekerja tapi tidak sesuai dengan latar  belakang  pendidikan   atau  keahliannya. Misalnya, seorang lulusan S1  pertanian   bekerja  sebagai  tenaga   pembukuan,   atau  seorang  insinyur  teknik,  bekerja sebagai pelayan restoran.    
2.    Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya
a.    Pengangguran  structural,  yakni  pengangguran  yang  disebabkan oleh terjadinya perubahan struktur  perekonomian.  Misalnya,  perubahan  struktur dari agraris ke industri, perubahan ini menuntut  tenaga kerja memiliki  keterampilan  tertentu  (misal  keterampilan mengoperasikan mesin  teknologi  modern)  untuk  bisa  bekerja  disektor  industri.  Tenaga  kerja  yang  tidak memiliki   keterampilan   tersebut   akan   ditolak   oleh   sector   industri,  sehingga  terjadilah pengangguran.
b.    Pengangguran  konjungtural,  yakni  pengangguran  yang  disebabkan  oleh  pergerakan  naik turunnya  kegiatan  perekonomian  suatu  Negara.  Ada masa pertumbuhan (naik), masa resesi (turun),  dan  masa  depresi  (turun).  Pada  masa  resesi  dan  depresi,  masyarakat  mengalami penurunan  daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. Penurunan ini mengharuskan produsen  mengurangi  produksi  barang  dan jasa, diantaranya dengan cara mengurangi junlah pekerja sehingga terjadilah  pengangguran. PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh pengangguran siklikal.
c.    Pengangguran  friksional,   yakni   pengangguran   yang  disebabkan  oleh  pergeseran (friksi) pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam rangka mencari  pekerjaan  yang  lebih  bagus  dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru, pekerja menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang di inginkan. Oleh karena itu,  pengangguran   friksional   disebut   juga  pengangguran  sukarela,  karena  terjadi  karena keinginan pekerja sendiri.
d.    Pengangguran musiman, yakni  pengangguran  yang  disebabkan  oleh perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Pada umumnya, setelah panen, petani akan menganggur  sambil  menunggu  masa  tanam. Contoh lain misalnya pada masa pembangunan gedung,  tukang  bangunan  bisa  bekerja.  Tetapi  bila  gedung  telah selesai dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu pembangunan berikutnya.
C.       Dampak Pengangguran
Pengangguran   sangat   berdampak   pada  kehidupan  perekonomian  dan  kehidupan  sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun  adalah  salah satu dampak pengangguran. Berikut beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial ;
1.    Menurunkan Aktivitas Perekonomian
Pengangguran  menyebabkan  turunnya  daya  beli  masyarakat.  Daya  beli masyarakat yang menurun menyebabkan turunnya permintaan terhadapbarang dan jasa. Hal  ini mengakibatkan para pengusaha dan investor tidak bergairah melakukan perluasan dan pendirian industri  baru  sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.
2.    Menurunkan pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita
Orang  yang  tidak  bekerja  (menganggur)  tidak  akan  menghasilkan  barang  dan  jasa.  Itu berarti  semakin  banyak  orang  yang  menganggur   maka  PDB  (Produk  Domsetik  Bruto)  yang dihasilkan akan menurun. PDB yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi sekaligus  turunnya  pendapatan  per-kapita.  Pendapatan  per-kapita  juga turun karena pendapatan per-kapita di peroleh dengan rumus :
Jika pendapatan per-kapita turun maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga ikut turun.


3.    Meningkatkan Biaya Sosial
Pengangguran   juga   mengakibatkan   meningkatnya  biaya  sosial.  Karena,  pengangguran mengharuskan  masyarakat  memilkul  biaya - biaya  seperti  biaya  perawatan  pasien  yang  stress (depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan  biaya  pengobatan akibat meningkatnya tindak kriminalitas  yang  dilakukan  oleh  penganggur,  serta  pemulihan  dan  renovasi  beberapa  tempat akibat domenstrasi dan kerusakan yang di picu oleh ketidak puasan  dan  kecemburuan  sosial para penganggur.
4.    Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan   menganggur,   tingkat   keterampilan   seseorang   akan   menurun.  Semakin  lama menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang.
5.    Menurunkan Penerimaan Negara
Orang  yang  menganggur  tidak  memiliki  penghasilan  ( pendapatan ). Itu  berarti  semakin banyak orang yang menganggur, akan semakin turun pula penerimaan Negara  yang  diperoleh dari pajak penghasilan.
D.       Cara Mengatasi Pengangguran
Pengangguran   ada   beberapa   macam,   yaitu   pengangguran   struktural,   pengangguran konjungtural (siklikal), pengangguran friksional, dan pengangguran musiman.
Berikut ini akan diuraikan cara-cara mengatasi berbagai macam pengangguran :
1.    Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran structural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari agraris ke industry. Untuk mengatasi pengangguran structural bisa dilakukan cara-cara berikut;
a.         Memindahkan para pengangguran ketempat yang lebih membutuhkan.
b.        Membuka  pendidikan  dan  pelatihan  bagi  para  pengangguran agar dapat mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
c.         Mendirikan industry dan proyek padat karya untuk menampung para penganggur.
d.        Meningkatkan  mobilitas  (perputaran)  modal  dan  tenaga  kerja  agar mampu menyerap para penganggur.
e.         Menyadarkan   masyarakat   akan   pentingnya   menguasai  teknologi  modern  dalam  rangka menyesuaikan struktur perekonomian.
2.    Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi  karena naik turunnya kegiatan perekonomian yang suatu saat   mengakibatkan  turunnya  daya  beli   masyarakat  yang   di  ikuti  oleh  turunnya  permintaan terhadap  barang  dan  jasa. Untuk  mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-cara berikut;
a.         Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai proyek-proyek pemerintah.
b.        Mengarahkan  masyarakat  agar menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
c.         Menciptakan  teknik - teknik  pemasaran  dan  promosi yang menarik agar masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
3.    Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran  friksional  terjadi karena adanya pekerja yang ingin pndah mencari pekerjaan yang  lebih  baik  dan  cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan cara menyediakan sarana  informasi  lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-tempat umum.
4.    Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman  terjadi karena perubahan musim atau karena perubahan permintaan tenaga  kerja  secara berkala. Cara yang dilakukan untuk mengatasi pengannguran musiman, antara lain;
a.         Memberikan  latihan  keterampilan  yang  lain  seperti  menjahit,  mengelas,  menyablon,  dan membordir.  Dengan  demikian,  mereka  dapat  bekerja  sambil  menunggu  datangnya musim tertentu.
b.        Segera member informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kami dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2.      Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
3.      Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia, penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. 
B.       Saran
Dari kesimpulan diatas maka kami dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1.      Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2.      Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3.      Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong.
4.      Segera mendirikan industri padat karya di wila

AKUNTANSI MANAJEMEN



AKUNTANSI MANAJEMEN
                                           BAB IX          
Analisis Biaya -Volume Laba

DOSEN PEMBIMBING:
NOVI DARMAYANTI, SE, AK, MSa.










Di susun oleh :
AHSIN (12411006)
NOVI ARISTA RUSDIANA (12411046)

Universitas Islam DarulUlum Lamongan  
Fakultas Ekonomi / Akuntansi
Tahun Akademik 2014










ANALISIS BIAYA – VOLUME LABA
PENGERTIAN ANALISIS BIAYA - VOLUME LABA
Analisis biaya-volume laba (analisis BVL) yang sering kali di sebut dengan cost-volume profit analysis (CPV analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Analisis BVL menekankan pada hubungan antara biaya, volume (kuantitas penjualan), dan harga jual.
TITIK IMPAS DALAM UNIT
Titik impas (break-even point) adalah keadaan yang menunjukkan bahwa jumlah pendapatan yang di terima perusahaan (pendapatan total) sama dengan jumlah biaya yang di keluarkan perusahaan (biaya total). Sebagai contoh, apabila perusaahn ingin mengetahui dampak yang akan terjadi terhadap pendapatan, biaya, dan laba sebagai akibat dari perubahan volume penjualan, maka manajemen perusahaan perlu mengetahui tentang titik impas dalam unit penjualan. Untuk menemukan titik impas dalam unit penjualan, manajemen laba berfokus pada perhitungan laba operasi (operating income).  
Pendekatan laba operasi
Laporan laba operasi dapat di rumuskan sebagai berikut :
Laba operasi = (harga jual per unit x jumlah unit penjualan) – (biaya variabel per unit x jumlah unit penjualan) – biaya tetap total
Sebagai contoh bahwa PT Gemah Ripah memproduksi mesin motor. Untuk tahun yang akan datang, direktur keuangan telah menyiapkan laporan laba rugi prospektif sebagai berikut :
Penjualan (1.000 unit @ Rp 400.000)                                                                                  Rp 400.000.000
Biaya variabel                                                                                                                            (325.000.000)
Margin kontribusi                                                                                                                     Rp75.000.000
Biaya tetap                                                                                                                                   (45.000.000)
Laba sebelum pajak                                                                                                                 Rp 30.000.000

Berdasarkan data di atas, di ketahui bahwa harga jual produk sebesar Rp 400.000 per unit dan biaya variabel adalah sebesar Rp 325.000 per unit (Rp 325.000/1.000 unit). Biaya tetap adalah sebesar Rp 45.000.000. pada titik impas, persamaan laba operasi akan menjadi sebagai berikut :
0        = (Rp 400.000 x unit) – (Rp 325.000 x unit) – Rp 45.000.000
0        = Rp 75.000 x unit – Rp 45.000.000
Rp 45.000.000 x unit = Rp 45.000.000
                           Unit = 600
Oleh karena itu, PT Gemah Ripah harus dapat menjual sebanyak 600 unit mesin motor dalam rangka menutup semua biaya tetap dan biaya variabel dengan memformulasikan laporan laba rugi berdasarkan 600 unit penjualan.
Penjualan (600 unit @ Rp 400.000)
Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap
Laba sebelum pajak
Rp 240.000.000
(195.000.000)
Rp 45.000.000
(45.000.000)
Rp 0

Pendekatan dengan margin kontribusi
Pendekatan margin kontribusi (contribution margin approach) adalah perhitungan unit impas dapat di lakukan lebih cepat dengan cara memusatkan perhatian pada margin kontribusi. Apabila margin kontribusi per unit di ganti dengan harga jula per unit di kurangi biaya variabel per unit pada persamaan laba operasi dan di peroleh jumlah unit, maka akan di peroleh persamaan titik impas sebagai berikut :
Jumlah unit =                           biaya tetap total                       
                          Harga jual per unit – biaya variabel per unit
Jumlah unit   =          biaya tetap total    
                          Margin kontribusi per unit
ANALISIS MULTI PRODUK
Misalakan PT Gemah Ripah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin motor, yaitu mesin motor A yang di jual dengan harga Rp 400.000 dan mesin motor B yang di jual dengan harga Rp 800.000. biaya variabel per unit mesin motor  A adalah Rp 325.000 dan biaya variabel per unit mesin motor B adalah Rp 600.000. Departemen pemasaran memperkirakan dapat menjual mesin motor A sebanyak 1.200 unit dan mesin motor B sebanyak 800 unit untuk tahun yang akan datang. Proyeksi laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebagai berikut :

Keterangan
Mesin motor A
Mesin motor B
Total
Penjualan
Rp 480.000.000
Rp 640.000.000
Rp 1.120.000.000
Biaya variabel
(390.000.000)
(480.000.000)
(670.000.000)
Margin kontribusi
Rp 90.000.000
Rp 160.000.000
Rp 250.000.000
Biaya tetap langsung
(30.000.000)
(40.000.000)
(70.000.000)
Laba produk
Rp 60.000.000
Rp 120.000.000
Rp 180.000.000
Biaya tetap bersama


(26.250.000)
Laba sebelum pajak


Rp 153.750.000
 
Penentuan impas masing-masing produk dapat di gunakan persamaan sebagai berikut :
Titik impas mesin motor A   =          biaya tetap langsung.........                                                  
                                                  Harga – biaya variabel per unit
                                             = Rp 30.000.000 / Rp 75.000
                                             = 400 unit
Titik impas mesin motor B   =           biaya tetap langsung        
                                                  Harga – biaya variabel per unit
                                             = Rp 40.000.000 / Rp 200.000
                                             = 200 unit
RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN
Terdapat dua metode yang dapat di gunakan oleh manajer dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian. Dua konsep yang sangat bermanfaat bagi manajer perusahaan dalam menghadapi masalah risiko dan ketidakpastian adalah margin of safety (margin aman) dan operting laverage (pengungkit operasi).
Margin of safety adalah unit penjualan atau yang di harapkan dapat di jual di atas volume impas, juga dapat di definisikan sebagai pendapatan yang di peroleh atau pendapatan yang di harapkan akan di peroleh perusahaan di atas volume impas.
Operating laverage merupakan suatu mesin sederhana yang dapat di gunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Operating laverage berhubungan dengan bauran relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Apabila biaya variabel turun, margin kontribusi per unit akan naik dan selanjutnya akan mengakibatkan kontribusi masing-masing unit yang di jual akan semakin besar.